ujian paket c : PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH - PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

Jumat, 01 Oktober 2010

Melakukan Terapi dengan Menyantap Kurma ‘Ajwah Setiap Pagi Saat Perut kosong

Bin Muhsin Powder Datse LollenSerbuk pucuk bunga kurma dipercaya manjur bisa mengatasi:* Kemandulan bagi suami istri* Menambah hormon laki-laki dan menambah jumlah serta mengentalkan sperma laki-laki* Menambah keharmonisan pasutri* Menambah stamina* Menambah kemampuan seksual* Mempermudah kehamilan secara ajaib Dapat dibeli secara online di www.binmuhsingroup.com Situs resmi www.binmuhsinpowderdatselollen.blogspot.com UNTUK KOLSUNTASI DAN PEMESANAN SILAHKAN HUBUNGI :HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendsterbinmuhsin_group@yahoo.co.id
===

Melakukan Terapi dengan Menyantap

Kurma ‘Ajwah Setiap Pagi Saat Perut kosong

Tentang khasiat khusus dari menyantap tujuh butir kurma disebutkan secara muqayyad (terikat) dengan cara memakannya khusus di pagi hari saat lambung masih kosong 9belum kemasukan makanan).[1] Dalilnya adalah sabda Nabi SAW, “Barang siapa yang setiap pagi…”. Caranya adalah mengonsumsi kurma tersebut di waktu pagi, sebelum menyantap jenis makanan lainnya, saat kondisi perut yang masih kosong. Nabi SAW menjanjikan bahwa cara itu bisa menangkal bahaya racun dan sihir, bagi yang memang mengonsumsinya di pagi hari.

Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa menyantap tujuh butir kurma’Ajwah yang berasal di antara dua ‘labah’ (tanah berbatu hitam) kota Madinah dalam keadaan perut kosong (belum kemasukan makanan lain), ia tidak akan terkena bahaya sesuatu (racun) hingga sore harinya.”[2]

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

kurma ‘Ajwah daerah ‘Aliyah yang dikonsumsi di pagi hari ketika perut masih kosong dapat menjadi obat dari segala bentuk sihir dan racun.”[3]

Ibnu Hajar menjelaskan, “Yang jelas, memang cara mengonsumsinya dikhususkan pada pagi hari, karena pada saat itu umumnya makanan disantap saat perut kosong (sebelum menyantap makanan lain).”[4]

Puncak dari pengaruh kurma ‘Ajwah bagi yang mengonsumsinya di pagi hari, akan dapat dirasakan di awal malam, setelah tenggelam matahari pada hari itu juga. Seperti disebutkan dalam hadits, “Barangsiapa menyantap tujuh butir kurma ‘Ajwah di pagi hari, ia tidak akan terkena bahaya racun dan sihir pada hari tersebut hingga malam harinya.[5](HR. Bukhari).

Oleh sebab itu, dapat ditarik sebuah kesimpulan dari hadits di atas bahwa disebutkannya keumuman ‘hari’ adalah mulai dari terbitnya fajar atau matahari hingga tenggelamnya matahari, namun tidak harus sampai malam.[6]

Barangsiapa yang mengharapkan khasiat dari kurma ‘Ajwah, maka hendaknya ia menyantapnya dipagi hari, sebelum menyantap makanan apa pun. Karena khasiatnya dalam kondisi demikian lebih terlihat nyata, sebagaimana disebutkan dalam riwayat shahih dari Nabi SAW. Beliau yang tidak pernah berbicara dengan hawa nafsunya, namn semata-mata berdasarkan wahyu saja. Adapun berbagai riwayat yang menyebutkan secara umum tentang khasiat memakan kurma ‘Ajwah, ditafsirkan secara khusus untuk mengorelasikan antara hadits-hadits yang ada. Wallahu a’alam.

Apakah Menyantap Kurma ‘Ajwah di Malam Hari

Dapat Menangkal Racun dan Sihir?

Riwayat yang shahih dari beliau SAW, membuktikan hal itu bagi orang yang menyantapnya di pagi hari ketika perut masih kosong (sebelum diisi dengan jenis makanan lain), seperti pengertian hadits-hadits yang ada secara eksplisit. Namun, apakah khasiat itu dapat dihasilkan oleh orang yang menyantapnya di malam hari untuk menangkal bahaya racun dan sihir, hingga pagi harinya. Dalam hal ini, ada dua pendapat.

Ibnu Hajar ra mengatakan, “Yang jelas, memang cara mengonsumsinya dikhususkan pada pagi hari, karena pada saat itu umumnya makanan disantap saat perut kosong (sebelum menyantap makanan lain). Namun, bisa jadi hukum itu juga bisa berlaku bagiorang yang mengonsumsinya pada malam hari dengan catatan disantap saat perut kosong, seperti untuk orang yang (berbuka) puasa.”

‘Aini menolak kemungkinan tersebut, dengan hadits Abu Mulaikah, “Ia mengandung obat dipagi hari atau penangkal racun.”

Cara mengonsumsinya dikhususkan di pagi hari saja, sehingga khasiat tersebut tidak akan didapatkan bagi yang mengonsumsi beberapa butir kurma di malam hari.

Akan tetapi, Imam Ahmad ra menyebutkan riwayat yang mendukung kemungkinan tersebut. Diriwayatkan dari ‘Amir bin Sa’ad, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

Barangsiapa menyantap tujuh butir kurma ‘Ajwah yang berasal dari antara dua ‘labah’ (tanah berbatu hitam) kota Madinah dalam keadaan perut kosong (belum kemasukan makanan lain), ia tidak akan terkena bahaya racun hingga sore harinya.”

Fulaih menjelaskan, “Aku berkeyakinan bahwa beliau juga bersabda, ‘Dan jika ia menantap kurma itu di sore hari, ia tidak akan terkena bahaya apa pun hingga pagi harinya’.” ‘Umar berkata, “Lihat, wahai ‘Amir, hadits apa yang engkau sampaikan dari Rasulullah! ‘Amir menjawab, “Demi Allah, aku tidak berdusta atas nama Sa’ad, dan Sa’ad juga tidak berdusta atas nama Rasulullah SAW.”[7]

Seiring dengan penjelasan itu, diharapkan orang yang menyantapnya di malam hari saat perut kosong sebelum mengonsumsi jenis makanan lain, seperti halnya orang yang berpuasa, juga dapat memperoleh keutamaan tersebut. Terutama sekali karena juga diriwayatkan bahwa kurma’Ajwah itu sendiri adalah obat dari racun tanpa ada pengkhususan waktu mengonsumsinya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Kurma ‘Ajwah itu berasal dari surge, dan ia mengandung obat terhadap racun. Sementara jamur truffle itu termasuk anugerah, dan airnya adalah obat penyakit mata.”


[1] Mengonsumsi makanan saat perut masih kosong, sebelum kemasukan makanan lain, dalam bahasa Arab biasa diistilahkan dengan al-akl ‘alar riq. – ed.

[2] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Liha Al-Fathur Rabbani (XVII: 168), sedangkan hadits ini dinisbatkan kepada Muslim. Silahkan lihat referensi sebelumnya.

[3] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya. Lihat Al-Fathur Rabbani (XVII:168), sementara arti kata al-bukrah, yakni di pagi hari sebelum menyantap makanan apa pun, seperti disebutkan dalam beberapa riwayat lain.

[4] Lihat Al-Fathur Rabbani (X : 239), dan Umdatul Qari’ (XXI: 426).

[5] Dikeluarkan oleh Bukhari dalam Kitab Ath-Thibbul Hadits (5768), dari Sa’ad bin Abi Waqqash.

[6] Fathul Bari (X:239)

[7] Lihat Fathul Bari (X:239), Umdatul Qari’ (XXI: 426), dan Al-Fathur Rabbani (VII: 167)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar