Yang Dimaksud dengan ‘Aliyatul Madinah
Sebutan Aliyatul Madinah atau terkadang disebut juga Awali; sebenarnya keduanya merupakan sebutan untuk sebuah dusun di kota Madinah, terletak di tenggara kota tersebut.
Imam Bukhari meriwayatkan dai ‘Umar ra, bahwa ia menuturkan, “Aku tinggal bersama salah seorang tetanggaku dari kalangan Anshar, dari Bani Umayyah bin Zaid, yaitu termasuk bagian ‘Awali Madinah. Kami biasa saling bergantian menemui Rasulullah SAW. Dia dan aku mampir di rumah belaiau masing-masing satu hari sekali. Kalau aku yang mampir, aku segera datang memberitahunya tentang berita wahyu atau berita lain pada hari itu. Demikian juga kalau dia yang mampir, dia melakukan hal yang sama.”
Dalam Mu’jamul Buldan disebutkan, “Kata ‘awali’ adalah jamak dari kata ‘ali’ yang artinya tinggi, lawan kata rendah. Itu adalah nama suatu lokasi berjarak empat atau tiga mil dari kota Madinah. Dan itu bagian terdekatnya, sedangkan bagian terjauhnya delapan mil.”[1]
As-Samhudi menjelaskan, “Yang jelas bahwa yang terletak di arah kibat dari kota Madinah sejauh satu mil, dua mil atau lebih dari Masji Nabawi, itu disebut ‘Aliyatul Madinah. Berdasarkan hal itu, maka ‘Awali Madinah juga mencakup Masjid Quba’ dan dusun-dusun di sekitarnya. Wilayah itu tetap dikenal sebgai ‘awali, bahkan sudah dicantumkan dalam peta geografis kota Madinah, dengan sebutan yang sama.”[2]
Dalam ‘Umdatul Qari’ disebutkan “Yang dimaksud dengan ‘aliyah adalah beberapa perkampungan yang terletak di dataran tinggi kota Madinah, yaitu arah ke Najed.”[3]
Ibnu Bulaihid menandaskan, “Yang dimaksud dengan ‘awali adalah lokasi yang sudah dikenal, mulai dari lembah-lembah terbuka (dekat Madinah).”[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar