GANGGUAN KESUBURAN
PADA WANITA
Artikel ini ditulis ulang dari buku Obat Tradisional untuk pasangan suami istri karanagn Hardi Soenanto dan Sri Kuncoro terbitan Kompas Gramedia
Ketidaksuburan atau infertilitas sering dialamatkan pada wanita (sang istri). Seolah-olah bila menjumpai pasangan suami istri telah menikah beberapa tahun dan belum juga dikaruniai momongan, klaim yang pertama-tama selalu ditujukan pada sang istri, dikatakan istrilah penyebab kamandulan. Padahal menurut hasil penelitian penyebab kemandulan karena istri 60 persen, kemandulan karena suami 40 persen. Pengertian kurang subur (mandul0 menurut para dokter kandungan dan kebidanan adalah apabila suami istri sudah menikah selama satu tahun atau lebih dan melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi belum juga mendapat anak. Saat itulah pasangan suami istri perlu mewaspadai mengapa buah hati yang diidam-idamkan belum juga kunjung tiba, dan sebaiknya sudah harus memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium.
Kesuburan atau fetilitas sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis yang memproduksi hormone FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), atau gangguan pada organ-organ reproduksi baik organ reproduksi wanita maupun pria, adanya infeksi, penyumbatan, kista di rahim, atau indung telur akan berdampak terhadap kesuburan wanita. Tidak adanya sel telur atau lemahnya sel telur serta rendahnya kualitas sel telur juga dapat memengaruhi pada kesuburan.
Faktor Risiko
Wanita memiliki faktor risiko mengalami gangguan kesuburan selain karen faktor hormonal maupun gangguan reproduksi, seperti :
1. Kegemukan
Pengertian kegemukan adalah bila berat badan 20% lebih daripada berat badan normal. Misalnya berat badan ideal seharusnya 50 kg dan ternyata seseorang memiliki berat badan 60 kg, berarti mengalami kegemukan (obesitas). Keadaan berat tubuh yang berlebih terjadi peningkatan hormone estrogen yang akan berpengaruh pada siklus haid, misalnya haid tidak lancar. Selain itu lemak tubuh yang berlebihan dapat menekan organ-organ dalam tubuh sehingga mempersulit kerja organ reproduksi (dini Kasdu). Meskipun disinyalir ketidakteraturan menstruasi bukan jaminan sukar mendapatkan anak, tetapi masalah tersebut akan mempersulit menentukan hari subur bagi wanita.
2. Lingkungan Hidup
Secara tidak langsung lingkungan di mana seseorang tinggal dapat memengaruhi ketidaksuburan seseorang wanita maupun pria. Misalnya polusi udara yang mengandung pertikel-partikel kimia bila dihisap secara terus-menerus, setiap hari bahkan dalam jangka panjang akan berpengaruh pada kualitas sel telur maupun sel sperma. Polutan dari sampah, debu jalanan, resapan limbah pabrik yang mencemari lingkungan, semua dapat menimbulkan bakteri yang dapat menjadi masalah terhadap kesuburan.
3. Stres
Masalah psikis cukup berpangeruh berpengaruh terhadap kesuburan, baik dialami pria (suami) maupun wanita (istri). Kecemasan yang dialami secara berkepanjangan, ketegangan urat saraf, masalah-masalah intern keluarga dan di luar keluarga bila terus – menerus terjadi akan memiliki risiko terhadap kesuburan. Bila ini terjadi pada wanita biasanya akan berpengaruh pada siklus haid, tak ada gairah untuk melakukan hubungan dan bahkan sampai pada terjadi gangguan ovulasi. Juga bila masalah psikis ini dialami pria yang bersangkutan dapat mengalami gangguan ereksi, gangguan pada sel sperma, misalnya kualitas sperma yang kurang baik, dan sebagainya.
4. Gizi Buruk
Idealnya makanan yang dikonsumsi harus seimbang, artinya terpenuhi unsur karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, dengan porsi yang cukup. Apabila makanan kurang memenuhi syarat juga akan berisiko terhadap kesuburan yang bisa disebabkan dari pihak istri maupun suami. Gizi yang baik tidak selalu harus dari bahan-bahan makanan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan. Makanan-makanan tertentu yang dapat menunjang kesuburan perlu dikonsumsi secara teratur, misalnya makanan yang banyak mengandung vitamin E dan C. Menu-menu makanan bergati-ganti setiap hari sangat dianjurkan, supaya kecukupan akan gizi terpenuhi.
Penyebab
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan kesuburan pada wanita, misalnya faktor-faktor berikut ini :
1. Hormonal
Zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang tugasnya mengatur homeostatis, reproduksi, metabolism dan perilaku disebut hormon. Gangguan yang bersifat hormonal adalah ketidakseimbangan hormon wanita yang memengaruhi kesuburban. Untuk mengahasilkan sel telur dan ovulasi dipengaruhi oleh kerja hormone (Dini Kasdu, 2003, dalam bukunya Kiat Sukse Pasangan Memperoleh Keturunan).
Adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofisis di otak, maka mengakibatkan ketidakseimbangan hormon estrogen, maupun hormon progesteron, bisa terjadi karena kelebihan atau kekuarangan pada masing-masing hormon tersebut sehingga berpengaruh pada gangguan siklus haid, misalnya tidak mendapat menstruasi, tidak teratur, dan akibat lain gangguan pada pematangan sel telur. Gangguan hormonal juga terkait mengalami depresi, mengalami tekanan-tekanan akan memengaruhi kerja hormon.
2. Patologis (karena penyakit)
Gangguan kesuburan yang disebabkan karena adanya penyakit di antar salah satu organ reproduksi, adalah sebagai berikut :
a. Gangguan Indung Telur
Indung telur atau ovarium tugasnya memproduksi sel telur, hormon estrogen dan progesterone. Sel telur matang akan dikeluarkan dari indung telur setiap bulan sekali menuju ke saluran telur. Lepasnya sel telur disebut ovulasi. Apabila indung telur mengalami gangguan, ovulasi bisa saja tidak terjadi (an ovulasi). Bila seorang wanita tidak mengalami ovulasi bisa dipastikan tidak akan terjadi kehamilan. Terhentinya ovulasi bisa disebabkan tidak mengalami menstruasi, dan ujung-ujungnya adalah adanya gangguan fungsi kelenjar hipotalamus tersebut. Gangguan lain pada organ indung telur karena adanya kista di bagian tersebut, yaitu sebuah benjolan yang berisi cairan, bisa berupa nanah atau darah. Kista di indung telur umumnya digolongkan sebagai tumor jinak. Apabila kista indung telur ini tidak segera diatasi maka akan berdampak pada masalah kesuburan.
b. Gangguan Saluran Telur
Saluran telur adalah tempat bertemunya antara sel sperma dan sel telur. Apabila saluran tersebut mengalami gangguan, akibatnya pertemuan sel telur dan sel sperma tidak dapat terjadi. Penyebab gangguan sel telur di antaranya adalah adanya penyumbatan karena terjadi peradangan, infeksi sehingga dapat merusak dinding pada saluran tersebut. Supaya sel telur yang dibuahi sehat dan berhasil baik munuju rahim, maka saluran itu harus dalam keadaan baik, bebas hambatan sehingga kehamilan dapat diwujudkan.
c. Gangguan Rahim
Ketidaksuburan (infertilitas) bisa disebabkan oleh gangguan rahim. Misalnya adanya infeksi atau adanya tumor rahim. Infeksi bisa berawal dari vagina kemudian menjalar ke indung telur sampai pada rahim. Demikian tumor yang menempel dinding rahim akan berpengaruh pada sel telur yang telah dibuahi. Supaya hasil pembuahan dapat berlangsung aman sampai kehamilan dan bahkan sampai sang janin dibesarkan di tempat tersebut maka keadaan rahim harus benar-benar dalam keadaan normal.
d. Infeksi
Infertilitas bisa disebabkan oleh infeksi. Penyakit peradangan yang disebabkan infeksi berasal dari vagina. Organ reproduksi wanita yang letaknya paling luar rentan terhadap kuman-kuman dari luar, misalnya pada saat membersihkan vagina menggunakan air tercemar maka kuman atau bakteri dari sumber air tersebut dapat menimbulkan gangguan peradangan di vagina kemudian kuman itu masuk ke bagian rahim, saluran telur atau bahkan sampai pada indung telur. Hal ini jelas akan mengganggu organ reproduksi lainnya dan berakibat gangguan kesuburan. Bagian-bagian vital wanita bila terkena infeksi akan berakibat terjadi penyumbatan di berbagai tempat misalnya di saluran telur, indung telur sehingga proses pematangan sel telur, bertemunya sel telur dengan sep sperma akan mengalami gangguan. Demikian pula infeksi akan memengaruhi ovulasi, siklus haid, dan sebagainya, yang semua itu akan berpengaruh pada kesuburan.
Gejal yang dapat dirasakan apabila organ reproduksi menalami gangguan infeksi adalah rasa nyeri di bagian panggul, demam tinggi, sakit di bagian perut bawah, sakit kepala. Kasus gangguan kesuburan karena infeksi cukup banyak dialami di Indonesia.
e. Endometriosis
Suatu keadaan penyakit di mana jaringan selaput lender rahim (endometrium) tumbuh di luang rongga rahim (Dini Kasdu, 2003). Menurut Erin Yulinah, ahli farmasi dan Ketua Unit Farmakologi dan Toksikologi ITB, endometriosis adalah gangguan endometrium pada lokasi ekstra ulterin yang dapat menyebabkan pendarahan seperti menstruasi dan terjadi peradangan endometrium. Dari data diAmerika Serikat, 40 – 50% wanita yang infertile (sulit punya anak) ternyata menderita endometrium. Suatu jaringan ang tumbuh tidak normal di bagian organ reproduksi ini berupa benjolan kecil berwarna cokelat kehitaman, seperti tumor tetapi jinak.
Gejala yang sering muncul pada penderita endometriosis adalah nyeri saat menstruasi, sakit di bagian panggul, haid yang tidak teratur, pendarahan cukup banyak pada saat haid, kurang subur.
3. Psikologis
Faktor psikis (kejiwaan) ternyata berpengaruh pada kesuburan. Tekanan hidup, stress, kecemasan, kelelahan fisik maupun psikis akan memengaruhi proses kerja kelenjar hipotalamus dan hipofisis sehingga hormon-hormon wanita juga akan mengalami ganggauan. Hormone estrogen maupun progesterone yang dikendalikan di otak tidak dapat bekerja secara normal dan dapat mengakibatkan gangguan kesuburan. Depresi, stress yang berkepanjangan tidak saja memengaruhi kesuburan, tetapi juga menurunnya daya tahan tubuh sehingga segala gangguan berupa penyakit mudah menyerang, karena lemahnya antibodi tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar