MANFAAT AJWAH DAN HULBAH
Di dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqqash mneyatakan “Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mengkonsums tiga butir kurma ajwah di pagi hari, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu”.
Pada Shahih Al Bukahri terdapat tambahan; “Pada hari itu sampai malam”. Dalam riwayat lain dinyatakan mengkonsumsi tujuh butir kurma.
Pada riwayat lain disebutkan “Dari kurma yang dipetik diantara dua bukitnya di pagi hari, maka ia tidak akan terkena racun sampai petang”[1].
Sementara dari Aisyah diriwaytkan bahwanya Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya kurma ajwah Aliyah itu mengandung obat (penawar). Dan sesungguhnya ia merupakan antidote (penangkal racun) di awal pagi”[2].
Lafazh lebih fasih dibaca fathah pada huruf sin. Yang dimaksud dengan dua bukit didalam hadits tersebut adalah dua bukit Madinah. Lafazh bisa dibaca dhommah atau kasroh pada huruf ta’ dan bisa juga dibaca sedangkan yang dimaksud dengan Aliyah disini adalah pemukiman dan desa dari arah Madinah bagian atas yang dekat dengan Nejed. Sementara Safilah darai arah lain yang dekat dengan Tihamah. Wilayah Aliyah yang paling dekat dengan Madinah berjarak 3 mil dan yang paling jauh berjalan 8 mil.
Sa’ad menyatakan “Aku pernah jatuh sakit lalu Rasulullah datang menjengukku kemudian beliau meletakkan tangannya diantara kedua buah putting susuku hingga aku merasakan dingin di jantungku dan beliau bersabda kepadaku :
“Sesungguhnya kamu mengidap penyakit jantung, maka datangilah Al Harits bin Kaladah dari suku Tsaqif karena ia membuka praktik pengobatan. Dan hendaklah dia mengambil tujuh butir kurwa ajwah Madinah kemudian menumbuknya bersama bijinya lalu memasukkannya kedalam mulutmu”[3].
Lafazh artinya mengidap penyakit jantung sehingga beliau berusaha meredakannya. Menurut Al Ashmu’in lafazh berarti dua sisi lembah. Dari situ diambil kata yang berarti obat yang dimasukkan kesalah satu sisi mulut. Bentuk jamaknya adalah . Dikatakan (orang laki-laki itu diobati dengan cara memasukkan kesalah satu sisi mulutnya). Orang yang diobati dengan cari ini disebut dan dikatakan dan sedangkan lafazh sama seperti lafazh .
Abu Zakariya An Nawawi berpendapat bahwa khasiat tersebut hanya terdapat pada kurma Madinah. Sama seperti angka tujuh yang hanya bisa diperoleh melalui wahyu. Sementara Abu Daud memberikan judul “Bab Tentang Kurma Ajwah” tanpa menyebut dari Madinah.
Dari Abu Hurairah diriwayatkan :
“Cendawan (jamur truffle) adalah bagian dari manna dan airnya adalah obat mata sedangkan kurma Ajwah berasal dari Surga dan ia adalah penawar racun”.
Dalam riwayat lain Abu Hurairah mengatakan; “Lalu aku mengambil tiga, lima atau tujuh batang cendawan dan memerasnya. Lalu aku masukkan airnya kedalam botol kemudian budak wanita milikkau yang menderita rabun mata bercelak (mengolesi kelopak matanya) dengan air tersebut dan sembuh[4].
Dan Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa Nabi bersabda:
“Rumah yang tidak menyimpan kurma akan kelaparan penghuninya”[5].
Tamr (kurma keirng) mempunyai karakter panas pada level kedua, kering pada level pertama namun ada yang berpendapat lembab pada level pertama dan ada pula berpendapat karakternya sedang. Kurma berkhasiat menjaga kesehatan terutama bagi orang yang terbiasa memakannya. Kurma merupakan makanan terbaik di daerahdaerah yang dingin dan panas yang tingkat kepanasannya pada level kedua. Kurma lebih bermanfaat bagi mereka disbanding untuk mereka yang tinggal di daerah-daerah yang dingin. Karena kondisi tempat tinggal mereka dingin sementara perut orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang dingin itu bersifat panas. Oleh karena itulah para penduduk Hijaz, Yamun dan sekitarnya banyak mengkonsumsi makanan-makanan panas yang tidak bisa dikonsumsi oleh penduduk daerah-daerah lainnya.
Kurma Aliyah adalah kurma terbaik mereka. Kurma dapat dikategorikan sebagai obat, makanan dan buah-buahan. Kurma cocok untuk hampir semua orang, berkhasiat menguatkan panas alami tubuh, tidak menghasilkan sampah jelek seperti yang dihasilkan oleh buah-buahan dan makanan lainnya. Bahkan orang yang membiasakan diri mengkonsumsi kurma dapat terhindar dari sebagian senyawa dan kerusakannya.
Sebagian rekan kami mengatakan, “Yang dimaksud oleh hadits ini adalah penduduk Madinah dan sekitarnya”. Tempat tertentu memiliki khasiat yang sangat bermanfaat sehingga obat yang tumbuh di tempat ini bermanfaat untuk mengobati penyakit dan manfaat tersebut tidak ada jika obat tersebut tumbuh di tempat lain. Hal itu disebabkan karena pengaruh tanah, udara atau keduanya. Sebab bumi ini memiliki keistimewaan dan karakter yang variasinya mendekati variasi karakter manusia, maka banyak tumbuhan yang disebagian daerah merupakan makanan yang bisa dimakan tetapi daerah yang lain justru menjadi racun yang mematikan.
Banyak juga sesuatu yang dipakai sebagai obat oleh satu kaum (masyarakat) dikonsumsi oleh kaum lainnya sebagai makanan biasa. Juga ada obat-obatan yang digunakan oelh satu kaum untuk mengobati penyakit-penyakit tertentu justru digunakan oleh kaum lainnya untuk mengobati penyakit-penyakit yang lain. Dan ada juga obat-obatan yang cocok untuk pendudukdaerah tertentu tetapi tidak cocok untuk penduduk daerah lainnya.
Sedangkan anga 7 (tujuh) adalah angka yang digunakan dibanyak tempat. Angka ini menggabungkan beberapa arti dan keistimewaan angja, karena angka ada yang genap dan ada yang ganjil. Angka genap ada yang pertama dan kedua, begitu juga dengan angka ganjil. Angka genap yang pertama adalah 2 dan yang kedua adalah 4 sedangkan angka ganjil yang pertama adalah 3 dan angka ganjil yang kedua adalah 5. Kalangan dokter sangat memperhatikan hal ini, apalagi para pelaut. Disebutkan bahwa Nabi pernah menjenguk Sa’ad bin Abi Waqqash di Mekkah lalu beliau bersabda; “Panggilkan dokter untuknya”, maka dipanggillah Al Harits bin Kaladah lalu dia memeriksanya dan berkata “Dia tidak apa-apa, ambilkan dia fariqah dengan kurma Ajwah yang masih basah. Keduanya direbus kemudian diminum lalu ia melakukan hal itu dan sembuh”[6].
Fariqoh adalah hulbah yaitu kurma yang direbus dengan hulbah (fenugreek) dan inilah adalah makanan para wanita yang sedang nifas[7]. Ibnu Katsir pernah menyatakan :
Air itu telah didatangi warna merpati, warna fariwah yang dijernihkan untuk orang yang sakit parah. Al Qasim bin Abdurrahman meriwayatkan secara mursal dari Nabi “ Berobatlah kamu dengan hulbah (fenugreek)[8].
Hulbah mempunyai karakter panas pada level kedua dan ada yang berpendapat pada akhir level pertama kering dan pada level pertama tapi ada yang berpendapat pada kelevel kedua. Hulbah direbus dengan air untuk melenturkan tenggorokan, dada dan perut. Juga berkhasiat mengobati sembelit dan meredakan batuk, tenggorokan kasar, asma dan sesak nafas.
Juga berkhasiat mematangkan dan melenturkan serta menambah vitalitas, baik untuk mengatasi masuk dingin, dahak dan wasir. Dapat melenturkan enzim-enzim yang menumpuk didalam usus besar juga dapat menarik dahak yang lengket didalam dada, mengobat penyakit tarantula dan paru-paru. Untuk mengobati penyakit-penyaki dalam tersebut harus dicampur dengan minyak samin dan gula. Jika diminum bersama 5 dirham (1 dirham=2,975 gram) fuwwah (sejenis rumput yang tumbuh di tepi pantai memiliki batang dan biji berwarna merah yang biasa digunakan untuk mewarnai kain sutera dan wool). Dapat melancakan haid dan nifas kalau direbus dengan madu.
Rebusannya digunakan untuk mencuci rambut, maka dapat membuat rambut tersebut menjadi keriting dan menghilangkan ketombe. Jika bubuk hulbah dicampur dengan nitrat (garam asam) dan cuka dapat mengobati pembengkakan limpa dengan cara dibobokkan. Jika seorang wanita berendam didalam air rebusan hulbah dapat mengobati neri rahim yang timbul akibat pembengkakan (inflamasi) didalamnya, juga dapat mengobati dan menghilangkan pembengkakan (benjolan) keras yang unsur panasnya hanya sedikit dengan cara dibobokkan. Artinya bisa diminum untuk mengatasi masuk angin dan melumasi usus. Jika dimasak dengan kurma, madu atau buah tiin lalu dimakan saat perut kosong (belum mengkonsumsi apa-apa) dapat melenturkan dahak yang melekat didalam dada dan lambung dan juga dapat mengobati batuk yang berkepanjangan. Mengkonsumsi hulbah dapat mengurangi bau kotoran (tinja) dan memudahkan persalinan bagi pemilik rahim yang sulit melahirkan akibat terlalu kering, sedangkan minyak hulbah yang dicampur dengan lilin bisa mengobati pecah-pecah akibat udara dingin.
Sebagian dokter/tabib mengatakan; “Seandainya manusia mengetahui manfaat hulbah, pasti mereka mau membelinya meski haurs ditukar dengan emas”. Namun sebagian kalangan menyatakan, bahwa hulbah menghasilkan enzim yang jelek dan membuat kepala pusing.
[1] Al Bukari pada kitab Al Ath’imah dan kitab Aht-Thibb, Bab Ad-Dawaa’ Bil Ajwah Muslim pada kitab Al Asyiribah, Bab Fadhu Tamril Madinah, No. 2047. Abu Daud pada kitab Aht-Thibb, No. 3876, Imam Ahmad, 1/181 dan Abu Nu’aim dalam kitab kitab Aht-Thibbun Nabawi hal 29 dan 95.
[2] Muslim pada kitab Al Asyiribah, Bab Bab Fadhu Tamril Madinah, No. 2048. Abu Nu’aim dalam kitab kitab Aht-Thibbun Nabawi hal 94 dan Ahmad 6/105. Lihat Misykatul Mashabih, No. 4191
[3] Abu Daud pada kitab Ath Thibb, Bab Tsarul Ajwah, No. 3875 dan Abu Nu’aim dalam kitab Aht-Thibbun Nabawi hal 61 dan 62. Al Haitsami menyatakan didalam Majma’uz Zawaid, 5/88, At Thabrani dalam Al Mu’jam Al Kabir. Hanya didalam jalur sandanya terdapat Yunus bin Hajjaj Ats Tsaqafi dan saya tidak mengenalnya tapi isnadnya jayyid (bagus). Lihat Mukhtashar As Sunan, Al Mundziri, 5/358
[4] At Tirmidzi dan menurutnya; “Ini hadis hasan gharib”. Ibnu Majah No. 3455 dan Abu Nu’aim dalam kitab Aht-Thibbun Nabawi hal 46. Ahmad dan At Tirmidzi, kitab At Thibb Bab Maa Jaa-a Fil Kami’ati Wal Ajwati No. 2069 dan 2070 yang semuanya dari jalur Abu Hurairah. Ahmad dari halur Abu Sa’id Al Khudri dan Jabir bin Abdillah, 3/48 dan Ibnu Majah dari jalur kedua orang sahabat tersebut. Sementara Abu Nu’aim dalam kitab Aht-Thibbun Nabawi hal 96 dari jalur Jabir saja. Didalam sanadnya terdapat Syahr bin Hausyab yang dikomentari didalam kitab At Taqrib lajur tapi sering meriwayatkan hadits Mursal dan banyak wahm (ilusi)
[5] Muslim, kitab Al Asyiribah No. 2046, Abu Daud, kitab Al Ath’imah No. 3831, 3327, dan At Tirmidzi. Menurutnya, “Ini hadits hasan gharib dilihat dari sisi ini”.
[7] Lihat tentang apaitu fariqh didalam An Nihaya, 3/440 dan Lisanul Arab, 10/305
[8] Disebutkan oleh Asy-Syaukani didalam kitab Al Fawaid Al Majmu’ah pada bagian Alhadits Al Maudhu’uh, lihat Al Manar Al Munif, Ibnu Qayyim, hal 54 dan An Nawafih, 1574
Tidak ada komentar:
Posting Komentar