Kurma ‘Ajwah Menurut Kedokteran Modern
Berbagai eksperimen ilmiah yang telah dilakukan membuktiakan seberapa jauh pengaruh mengonsumsi tujuh butir kurma untuk menangkal racun yang masuk ke dalam tubuh. Karena racun dalam tubuh biasanya didorong oleh enzim dalam lever. Tapi saat seseorang mengonsumsi tujuh butir kurma ‘Ajwah selama satu bulan setiap harinya, didapati bahwa enzim itu mulai berkurang, dan kembali normal seperti sedia kala. Kurma ‘Ajwah juga bisa menangkal racun dosis tinggi.
Penelitian juga dilakukan terhadap orang-orang yang cenderung banyak bersentuhan dengan racun, misalnya mereka yang biasa bekerja dengan bubuk-bubuk mesiu, sperti di pabrik batu baterai. Karena mereka kerap menghadapi masalah cadmium. Yakni istilah untuk salah satu unsur berat yang apabila meracuni tubuh bisa menyebabkan gagal ginjal atau kendala kesehatan lainnya. Mengonsumsi tujuh butir kurma ‘Ajwah, bisa membentuk sel-sel anti racun dalam lever sehingga tetap aman.
Kurma ‘Ajwah dan Obat Penyakit Liver
Diriwayatkan dari Sa’ad bi Abi Waqqash ra bahwa ia menuturkan, “Suatu saat aku menderita sakit. Rasulullah Saw pun datang menjengukku. Lalu beliau melatakkan tangannya di antar dada kanan dan dada kiriku, sehingga aku merasakan hawa dingin merasuk ke dalam hatiku. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau menderita sakit lever. Temuilah Al-Harits bin Kildah, saudara laki-laki Tsaqif, karena dia seorang tabib. Suruh dia mengambil tujuh butir kurma ‘Ajwah Madinah, lalu ditumbuk dan suruh dia mencekokkannya ke dalam mulutmu’.[1]
Rasulullah SAW menggambarkan kurma ‘Ajwah Madinah kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, saat ia mengeluhkan penyakit dalam levernya, yakni bahwa hatinya terkena penyakit. Beliau memerintahkan dirinya untuk mengonsumsi kurma itu dengan jumlah tersebut, sesuai dengan resep obat itu.
Karena memang kurma memiliki khasiat menakjubkan terhadap penyakit itu, apalagi kurma Madinah, dan terlebih lagi kurma ‘Ajwah. Adapun jumlahnya yang tujuh butir, ternyata juga memiliki keistimewaan tersendiri, yang hanya bisa diketahui rahasianya berdasarkan wahyu. Ulasan tentang keistimewaan tersebut, telah dipaparkan sebelumnya.
Ibnul Qayyim ra menjelaskan, “Di antara syarat obat dapat berkhasiat bagi orang yang sakit yaitu adanya sugesti dan keyakinan bahwa obat itu berkhasiat, serta dapat diterima oleh kondisi alamiah tubuhnya. Maka hal itu harus dijadikan sebagai acuan untuk mengusir penyakit. Sehingga banyak sekali penyembuhan yang berhasil karena faktor keyakinan itu, ditambah dengan sugesti dan penyerahan diri secara pasrah. Masyarakat sudah menyaksikan berbagai keajaiban dalam hal itu. dan sekarang ini, kondisi alami tubuhnya amat dapat menerimanya, dan merasa senang dengan cara itu, sehingga energinya mencuat, untuk membantunya menyingkirkan gangguan tersebut.”
Beliau melanjutkan, “Tidak ada obat penyakit hatiyang lebih berkhasiat daripada Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah obat paling mujarah untuk penyakit tersebut, terapi sempurna yang tidak akan menyisakan sedikit pun penyakit tanpa disembuhkan. Sehingga hati menjadi sehat secara mutlah, serta dapat pula memberikan pencegahan secara optimal terhadap segala gangguan dan bahaya.”
[1] Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Kitab Ath-Thibb, hadits no. 3869. Arti penyakit lever di sini yaitu orang yang terkena penyakit dalam hatinya. Al-Harits bin Kildah adalah seorang tabib Arab. Ditumbuk, artinya dihaluskan. Sementara dicekokkan, artinya dimasukkan ke dalam mulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar