JANIN BAYI
Hormon
Pada waktu terjadinya ovulasi, maka folikel yang melepaskan sel elur itu merubah tugasnya menjadi apa yang disebut “corpus luteum”, yang menghasilkan estrogen dan progesterone.
Estrogen mencegah perkembangan sel telur lainnya lebih lanjut, sedangkan progesterone mempersiapkan dinding rahim untuk memungkinkan menancapkannya sebuah sel telur yang telah dibuahi itu.
Apabila sel telur yang telah dibuahi itu telah menancapkan dirinya pada dinding rahim, maka ia akan mengeluarkan chorionic gonadotrophin. Zat ini maksudnya bertugas untuk memelihara corpus luteum sampai saatnya plasenta atau ari-ari atua tembuni itu telah cukup berkembang untuk memenuhi tugasnya dalam memperkembangkan kehamilan itu. Sebab ari-ari atau tembuni inilah yang mengambil alih tugas menghasilkan hormon dalam waktu 3 bulan.
Pertumbuhan Janin Bayi
Setelah alat kelamin dan embrio dari embrio itu sudah dapat dikenal, maka kita pun sudah bisa mulai bicara tentang janin bayi.
Selama 7 bulan berikutnya organ-organ janin bayi itu mulai tumbuh. Menjelang saatnya bayi itu lahir, maka semua bentuk organ dari bayi itu telah berkembang dan bertambah beratnya sampai 120 kali lipat ganda. Berat itu bertambah beratnya sampai 28,3 gram menjadi 3,4 kilogram, yang merupakan berat rata-rata dari orang bayi yang lahir. Ini berarti bahwa berat bayi itu telah bertambah 5.000 juta kali semenjak terjadinya proses pembuahan itu. Akan tetapi dalam jangka waktu 20 tahun kemudian berat badan manusia itu hanya bertambah 20 kali lipat saja.
Panjang badan mulai dari 40 milimeter pada usia 8 minggu sampai 50,8 sentimeter mulai dari puncak ubun-ubun sampai ke telapak kaki, pada waktu lahir. Ini berarti bahwa panjangnya bertambah 12,5 kali lipat.
Tetapi pertumbuhan ini perlahan-lahan mengalami proses berkurangnya kecepatannya menjelang saat kelahirannya, namun berkembang cepat sekali lagi setelah beberapa hari ssudah lahir. Selain pertumbuhan tubuh bayi itu pada umumnya maka kepala dan rambut dapa tubuh bayi itu pun tumbuh pula, serta kuku-kukunya menjelang minggu ke 18. Menjelang minggu ke 30 terbentuklah lapisan lemak dibawah kulit, sehingga membuat badah lebih licin dan bundar bentuknya, dan kurang begitu merah dan tidak lagi berkerut-kerut.
Pada bagian dalamnya di sebelah depan pada minggu ke 14 jantung memompa sebanyak 2,83 liter darah seharinya. Menjelang minggu ke 18 denyut jantung itu sudah dapat didengar denagn cara kita memasang kuping pada perut sang ibu dari sebelah luarnya. Pada sekitar 38 minggu jantung itu memompa 340 liter darah sehari. Isi seluruh darah yang diedarkan itu berjumlah 0,28 liter.
Refleks otot-otot pun berkembang pula pada kelopak mata, telapak tangan, dan kaki, sedangkan refleks untuk menelan berkembang pada minggu ke 14. Kebiasaan mengisap jempol juga berkembang mulai sekitar waktu ini.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh janin bayi itu dalam perut dapat dirasakan pada usia 18 minggu. Perkembangan air seni melalui cairan amniotic mulai sekitar minggu ke 14. Kelahiran yan premature dapat terjadi pada minggu ke 22, akan tetapi tidak bisa bertahan hidup sangat jarang sekali. Kelahiran sekitar 24 minggu hanyalah dapat diselamatkan melalui perawatan yang intensif, juga dengan cara pembedahan jantung dan penggunaan alat pernafasan tertentu.
Ketidak Serasian Rhesus
Ada terdapat macam cara dalam menggolongkan-golongkan jenis darah itu. Dalam satu system maka kelompok-kelompok itu biasanya kurang begitu serasi. Apabila suatu kelompok yang tidak serasi itu diperkenalkan ke dalam tubuh (yakni melalui transfuse darah, maka akan timbul anti bodi untuk melumpuhkan kegiatan pengaruh jenis darah itu disebut sistim rhesus. Sistem ini ditemukan dalam percobaan terhadap monyet rhesus dalam than 1940.
Darah itu dinyatakan rhesus positif apabila ia mengandung faktor reshus itu. Kalau ia tidak mengandung faktor reshus itu, maka ia dinyatakan rhesus negatif. Kebanyakan orang itu bersifat rhesus positif, yakni sekitar 85 %. Secara normal hal ini tidak begitu berbahaya akibatnya. Akan tetapi masalah akan timbul apabila seorang yang rhesus negatif mengandung seorang bayi yang rhesus positif (Kalau sang ayah itu mengidap rhesus positif, maka kemungkinan itu bisa terjadi di antara tiga dari empat kehamilan). Pada saat sang ibu mengeluarkan bayi itu, maka besar kemungkinannya bahwa darah sang anak itu menyusup masuk ke dalam jaringan pembuluh darah sang ibu. Kalau hal ini sampai terjadi maka akan terbentuklah anti bodi di dalam tubuh sang ibu untuk melindungi dirinya dari darah bayi yang mengandung rhesus positif itu. Akan tetapi anti bodi ini adlah cukup kecil sebagai akibat terjadinya kehamilan itu untuk bisa melewati ari-ari, maka dengan demikian ia akan bisa melumpuhkan kegiatan darah dari janin bayi, apabila janin bayi itu hendak menentang rhesus positif.
Bahaya akan meningkatkan dengan semakin tumbuhnya kehamilan itu. Pada keadaan yang gawat maka janin bayi itu dapat menderita penyakit anemia, penyakit kuning, atau jantung yang lemah. Satu dari 200 kehamilan itu bisa terlibat dalam komplikasi semacam ini. Apabila sang janin itu nampaknya masih belum begitu hebat terpengaruh olehnya, maka hal ini dapat diatasi dengan cara memberikan suatu transfusi darah lengkap yang mengandung rhesus negatif tak berapa lama sesudah bayi itu lahir. Apabila tidak ada faktor rhesus positif itu sudah menggeser darah yang ditransfusi itu, yang dihancurkan sebagaimana wajarnya didalam proses oleh hati atau liver. Pada keadaan yang gawat kepada janin bayi itu sudah dapat dilakukan transfuse sementara ia lagi berada di dalam rahim ibunya.
Artikel ini di ambil dan diedit seperlunya serta ditulis ulang dari Woman`s Body, Tubuh Wanita Serta Perubahan – Perubahan yang dialaminya , karya bersama Diagram Group , diterbitkan oleh Penerbit Gunung Jati Jakarta pada 1984
Tidak ada komentar:
Posting Komentar